Sabtu, 01 Desember 2012

Black Box dan White Box Testing




Dua macam pendekatan test yaitu :
1. Black Box Testing.
Black-box testing adalah metode pengujian perangkat lunak yang tes fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja (lihat pengujian white-box). pengetahuan khusus dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan. Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar. Tidak ada pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu.
Metode uji dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian perangkat lunak: unit, integrasi, fungsional, sistem dan penerimaan.Ini biasanya terdiri dari kebanyakan jika tidak semua pengujian pada tingkat yang lebih tinggi, tetapi juga bisa mendominasi unit testing juga.
BLACKBOX TESTING
Metode ujicoba blackbox memfokuskan pada keperluan fungsional dari software. Karna itu ujicoba
blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih
seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Ujicoba blackbox bukan merupakan alternatif dari ujicoba
whitebox, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain
menggunakan metode whitebox.
Ujicoba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya :
1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
2. Kesalahan interface
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
4. Kesalahan performa
5. kesalahan inisialisasi dan terminasi
 
Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi PL tentang cara
beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan
sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang disimpan
secara eksternal selalu dijaga kemutakhirannya.

2. White Box Testing
Adalah meramalkan cara kerja perangkat lunak secara rinci, karenanya
logikal path (jalur logika) perangkat lunak akan ditest dengan
menyediakan test case yang akan mengerjakan kumpulan kondisi dan
atau pengulangan secara spesifik. Secara sekilas dapat diambil
kesimpulan white box testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan
program yang benar secara 100%.
UJI COBA WHITE BOX
Uji coba white box adalah metode perancangan test case yang
menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk
mendapatkan test case. Dengan rnenggunakan metode white box, analis
sistem akan dapat memperoleh test case yang:
· menjamin seluruh independent path di dalam modul yang dikerjakan
sekurang-kurangnya sekali
· mengerjakan seluruh keputusan logikal
· mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya
· mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas
1. UJI COBA BASIS PATH
Uji coba basis path adalah teknik uji coba white box yg diusulkan
Tom McCabe. Metode ini memungkinkan perancang test case mendapatkan
ukuran kekompleksan logical dari perancangan prosedural dan menggunkan
ukuran ini sbg petunjuk untuk mendefinisikan basis set dari jalur
pengerjaan. Test case yg didapat digunakan untuk mengerjakan basis set
yg menjamin pengerjaan setiap perintah minimal satu kali selama uji coba.
PENGUJIAN BLACK-BOX
Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional PL. Pengujian
inimemungkinkan analis system memperoleh kumpulan kondisi input yg
akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program.
Tujuan metode ini mencari kesalaman pada:
· Fungsi yg salah atau hilang
· Kesalahan pada interface
· Kesalahan pada struktur data atau akses database
· Kesalahan performansi
· Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir
Metode ini tidak terfokus pada struktur kontrol seperti pengujian whitebox
tetapi pada domain informasi.
Pengujian dirancang untuk menjawab pertanyaan sbb:
· Bagaimana validitas fungsional diuji?
· Apa kelas input yg terbaik untuk uji coba yg baik?
· Apakah sistem sangat peka terhadap nilai input tertentu?
· Bagaimana jika kelas data yang terbatas dipisahkan?
· Bagaimana volume data yg dapat ditoleransi oleh sistem?
· Bagaimana pengaruh kombinasi data terhadap pengoperasian
system?
1. EQUIVALENCE PARTITIONING
Equivalence partitioning adalah metode pengujian black-box yg memecah
atau membagi domain input dari program ke dalam kelas-kelas data
sehingga test case dapat diperoleh.
Perancangan test case equivalence partitioning berdasarkan evaluasi kelas
equivalence untuk kondisi input yg menggambarkan kumpulan keadaan yg
valid atau tidak. Kondisi input dapat berupa nilai numeric, range nilai,
kumpulan nilai yg berhubungan atau kondisi Boolean.
Contoh :
Pemeliharaan data untuk aplikasi bank yg sudah diotomatisasikan. Pemakai
dapat memutar nomor telepon bank dengan menggunakan mikro komputer
yg terhubung dengan password yg telah ditentukan dan diikuti dengan
perintah-perintah. Data yg diterima adalah :
Kode area : kosong atau 3 digit
Prefix : 3 digit atau tidak diawali 0 atau 1
Suffix : 4 digit
Password : 6 digit alfanumerik
Perintah : check, deposit, dll
Selanjutnya kondisi input digabungkan dengan masing-masing data elemen
dapat ditentukan sbb :
Kode area : kondisi input, Boolean – kode area mungkin ada atau tidak
kondisi input, range – nilai ditentukan antara 200 dan 999
Prefix : kondisi input range > 200 atau tidak diawali 0 atau 1
Suffix : kondisi input nilai 4 digit
Password : kondisi input boolean – pw mungkin diperlukan atau tidak
kondisi input nilai dengan 6 karakter string
Perintah : kondisi input set berisi perintah-perintah yang telah
didefinisikan


sumber http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2010/12/13/blackbox-testing-324503.html 
http://whaysworld.wordpress.com/2010/06/18/white-box-testing-dan-black-box-testing/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar